Month: April 2025
Darah Suci: Komoditas Tertua yang Tak Pernah Kehilangan Pasar
Di banyak negeri, dari pasar unta hingga gedung parlemen, ada satu barang dagangan yang tidak pernah kehabisan peminat: darah suci. Entah itu darah nabi, darah dewa, darah raja, atau darah keramat yang entah disuling dari mana, manusia tampaknya punya bakat alami untuk percaya bahwa kehormatan bisa diwariskan lewat pembuluh darah — semacam warisan genetik untuk
Revolusi Sunyi: Mengembalikan Malam ke Dunia
Bayangkan dunia tanpa malam. Lampu-lampu putih menyala abadi, menyapu kegelapan, menyingkirkan keheningan. Manusia berlomba dalam terang yang tak pernah redup, menolak tidur, mengharamkan istirahat, dan mencela sepi. Malam telah kita hapus dari hidup. Waktu telah kita bunuh. Yang tersisa hanyalah tumpukan tugas tanpa makna, deretan pekerjaan yang menjerat kita dalam roda produksi tanpa henti. Dulu,
Internet Vs Islam
Dulu, untuk mempertanyakan sebuah ayat, kau harus siap dengan lubang tak bernisan. Untuk menyanggah sebuah hadis, kau bisa kehilangan kepala—dan bukan hanya dalam metafora. Dunia lama dibangun dengan hierarki: kitab di atas manusia, ulama di atas kata, dan dogma di atas nalar. Tapi dunia berubah. Dan perubahan itu tak datang lewat perang atau revolusi berdarah.
Mengendus Eksistensi
Mereka—Sadra, Sartre, Lanza—adalah pengendus yang tekun. Bukan perumus kebenaran, bukan penguasa makna. Mereka hanyalah manusia-manusia yang terlalu peka pada sesuatu yang tidak tampak, terlalu resah pada dunia yang terlalu teratur. Mereka menyentuh eksistensi seperti meraba wajah kekasih dalam mimpi: samar, tapi menggema. Sadra menyebutnya wujūd, keberadaan yang benderang, bergerak, tak pernah diam. Bagi Sadra, hidup