Day: April 30, 2025

Bukan Cinta Seperti yang Kita Tahu
Suatu saat, mungkin tak terlalu lama lagi, kita akan berhenti mengirim bunga. Tak lagi menulis puisi tangan. Tak menunggu balasan SMS seperti di tahun 2004. Cinta tidak akan datang dalam bentuk aroma tubuh, suara lirih di ujung malam, atau jam tangan yang dicuri diam-diam sebagai kenang-kenangan. Ia akan datang lewat notifikasi. Dan barangkali, di titik

Cinta Di Zaman Tanpa Sentuhan
Dalam sebuah adegan yang nyaris sunyi, Theodore Twombly duduk di bangku taman, sendirian, berbicara pada suara tanpa tubuh bernama Samantha. Film Her (2013) karya Spike Jonze bukan hanya ramalan fiksi ilmiah, tapi juga epitaf lembut bagi cinta manusia yang kalah dari kecanggihan kecerdasan buatan. Dan di tengah geliat terkini AI—yang mulai menulis puisi, menganalisis emosi,

Bangun, Dunia Butuh Kopi
Dalam sejarah umat manusia, jarang ada benda yang begitu sederhana namun mampu mengubah nasib dunia seperti secangkir kopi. Ia bukan sekadar minuman; ia adalah ritual, senjata produktivitas, bahkan simbol perlawanan. Tapi sebelum ia menjadi bintang di meja kerja startup Jakarta atau teman begadang aktivis kiri di Yogyakarta, kopi hanyalah biji yang tak dikenal, tersembunyi di

Miskin di Negeri Kaya
Di negeri ini, ada satu hal yang tak pernah krisis. Ia tidak fluktuatif seperti nilai tukar rupiah, tidak mudah digoyahkan seperti kabinet, dan tak pernah berakhir masa baktinya seperti presiden. Namanya: kemiskinan. Ia adalah satu-satunya entitas yang mampu bertahan melintasi rezim, ideologi, hingga siklus pemilu. Jika ekonomi adalah kapal, maka kemiskinan adalah jangkar: selalu ada

Jalan Terang Untuk Hidup Yang Gelap
Sebuah panduan tidak resmi bagi orang-orang yang tak ingin hidupnya sekadar bertahan) — Kita hidup di zaman aneh. Di mana anak-anak diajari rumus kuadrat tapi tak pernah diajari cara mengatasi patah hati. Di mana seseorang bisa lulus dengan IPK sempurna tapi tak tahu apa yang harus dilakukan ketika ibunya sakit dan uang tinggal seratus ribu.

Bruno Latour dan Nasib Fakta yang Tak Lagi Suci
Bayangkan Anda sedang duduk di ruang laboratorium, dikelilingi tabung reaksi, data grafik, dan seorang ilmuwan yang sangat yakin bahwa apa yang dia kerjakan adalah kebenaran murni—tak tercela, tak tergugat. Lalu masuklah Bruno Latour, seorang filsuf Prancis, membawa satu kalimat yang membuat seluruh ruangan menjadi kikuk: “Sains bukanlah refleksi realitas. Ia adalah konstruksi.” Pernyataan itu seperti